Prodi IKS Soroti Isu Ketidaksetaraan, Migrasi, Disabilitas, dan Krisis Iklim di IDACON ke-9 Yogyakarta

Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial (IKS), Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, kembali menunjukkan peran akademiknya dalam forum internasional. Pada 9th International Da’wah Conference (IDACON) yang digelar Kamis, 2 Oktober 2025 di Hotel Gran Rohan Yogyakarta, Prodi IKS menjadi tuan rumah panel tematik dengan tema “Social Work in Times of Disruption—addressing inequality, displacement, and the climate crisis through faith-based social work and community engagement.”

Panel ini menghadirkan beragam pemikiran akademisi dari berbagai perguruan tinggi, yang menyoroti isu-isu kontemporer mulai dari ketidaksetaraan gender, migrasi, disabilitas, hingga krisis iklim, dengan pendekatan berbasis iman dan keterlibatan komunitas. Bertindak sebagai Reviewer adalah Muhammad Izzul Haq, S.Sos., M.Sc., Ph.D., Kaprodi S1 IKS UIN Sunan Kalijaga, sementara Moderator ialah Dr. Arin Mamlakah Kalamika, M.A.

Dalam sesi panel ini, berbagai gagasan segar dari para akademisi dipaparkan, mencerminkan kompleksitas isu sosial yang dihadapi masyarakat. Salah satu penelitian datang dari Andayani, S.IP., MSW bersama tim dari UIN Sunan Kalijaga, yang menyoroti beban mental tak terlihat yang kerap dialami para ibu rumah tangga. Melalui pendekatan Participatory Action Research (PAR), riset ini menegaskan bahwa dukungan komunitas memiliki peran penting dalam membangun resiliensi sosial.

Isu disabilitas juga mendapat perhatian khusus melalui presentasi Dr. Asep Jahidin, S.Ag., M.Si, yang menawarkan Model Intervensi Cahaya Nabi. Dengan pendekatan kosmologis-spiritual (Nur Muhammad), penelitian ini berupaya membuka cara pandang baru terhadap disabilitas, menekankan bahwa inklusi sosial dapat diperkuat melalui perspektif berbasis iman.

Dari Kementerian Agama Propinsi Gorontalo, Riska Duduti dan timmenghadirkan inovasi dalam pendidikan agama bagi difabel netra. Melalui metode Al-Baghdadiyah Braille, ia memperkenalkan cara belajar Al-Qur’an yang inklusif, menekankan pengakuan hak difabel sebagai fondasi pendidikan yang setara.

Sementara itu, Latiful Khuluk dan tim mengangkat isu kesejahteraan komunitas adat melalui penelitian berjudul Dynamics and Challenges in Fulfilling the Welfare of the Samin Community. Kajian ini menekankan nilai budaya Samin sebagai basis harmoni sosial-ekologis, sekaligus mengkritisi model pembangunan yang cenderung eksploitatif.

Topik lain yang menarik datang dari Dr. Siti Napsiyah, S.Ag., BSW., MSW (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), yang meneliti kesenjangan digital di kalangan lansia. Penelitiannya menunjukkan bagaimana sinergi antara pekerja sosial dan Majlis Taklim dapat membantu meningkatkan keterlibatan generasi tua dalam dunia digital, sekaligus memperkuat partisipasi sosial mereka.

Dari UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Rahmat Ramdhani menyoroti peran penting da’i migran dalam pemberdayaan masyarakat. Ia menekankan bahwa legitimasi da’i tidak hanya sebagai pendakwah, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial-ekonomi berbasis iman.

Isu migrasi kembali ditegaskan oleh Tim PAR Magister Kessos UIN Sunan Kalijaga, yang dipresentasikan olehRevika Arnita Sari dan Haddat Alwi, yang menelaah faktor ekonomi, kerentanan gender, dan tantangan reintegrasi pekerja migran perempuan di Indonesia. Dengan menggunakan perspektif feminis, penelitian ini menekankan urgensi solidaritas organisasi migran untuk mengatasi stigma sekaligus memperjuangkan keadilan sosial.

Diskusi dalam panel ini tidak hanya memperkaya wawasan akademik, tetapi juga memunculkan pertanyaan tajam mengenai bagaimana hasil riset dapat ditransformasikan ke dalam kebijakan publik. Dengan penyelenggaraan panel ini, Prodi IKS UIN Sunan Kalijaga menegaskan kontribusinya dalam menjembatani kajian keilmuan pekerjaan sosial dengan persoalan global, sekaligus menawarkan pendekatan berbasis iman sebagai solusi alternatif di tengah disrupsi sosial, ekonomi, dan iklim