Prodi IKS Laksanakan Kunjungan ke KSM Randu Makmur dan TPA BLE Banyumas
Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial (IKS) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga telah melaksanakan kegiatan kunjungan akademik dan pengabdian masyarakat ke dua lokasi pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas, yaitu KSM Randu Makmur Patikraja dan TPA BLE Banyumas, pada Sabtu, 4 Oktober 2025.
Kegiatan ini melibatkan 20 mahasiswa penerima beasiswa PBSB, 5 dosen dan tenaga kependidikan, bapak lurah dan kamituwo Sendangtirto, Bapak Dukuh Jetak serta kelompok dampingan PkM (Pengabdian kepada Masyarakat) Prodi IKS, baik dari Kelompok Depo Sampah "Ono Tresno Jukli" Kabekelan Jumat Kliwon, Padukuhan Jetak, Kalurahan Sendangtirto, Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman, maupun LKSA NU Bintan Sa’dillah Krapyak. Rombongan berangkat menggunakan dua armada bus dari titik kumpul di Jetak sejak pukul 06.00 WIB.
Lokasi pertama yang dikunjungi adalah KSM Randu Makmur Patikraja Banyumas, yang beroperasi di TPST Kedungrandu. Rombongan diterima langsung oleh Ketua KSM Randu Makmur, Bapak Wahidin, yang memaparkan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat di wilayahnya. Menurut Wahidin, TPST tersebut mempekerjakan sekitar 37pekerja, melayani 3.000 pelanggan dengan biaya iuran Rp.30.000 per pelanggan per bulan, dan mampu menghasilkan pendapatan sekitar Rp90 juta per bulan.
Ia menjelaskan bahwa pengolahan sampah di Banyumas kini telah terintegrasi secara sistemik. Pemerintah Kabupaten Banyumas telah menetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan mengubah pola lama “Tumpuk, Taruh, Buang” menjadi model ekonomi sirkuler, di mana seluruh proses pengelolaan—dari pengumpulan, pemilahan, hingga daur ulang—saling terhubung. Dengan skema tersebut, TPST Randu Makmur memiliki biaya operasional Rp120 juta per bulan dan pendapatan mencapai Rp130 juta per bulan, menjadikannya sebagai salah satu unit pengelolaan sampah yang mandiri dan berkelanjutan.
Sementara itu, menurut Kabid Dinas Lingkungan Hidup Banyumas, sistem pengelolaan sampah di Banyumas dibangun melalui tiga lapisan utama: hulu, tengah, dan hilir, di mana TPST berperan di lapisan tengah. Program ini berawal dari krisis darurat sampah pada tahun 2018, yang kemudian mendorong Pemerintah Daerah untuk membangun TPST dan menyerahkan pengelolaannya kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang dibentuk melalui Musyawarah Desa (Musdes).
“Saat ini ada 70 KSM di seluruh Banyumas, dan 45 di antaranya telah memiliki TPST,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa Banyumas memiliki slogan ‘Sampah Beruang’ – Sulap Sampah Berubah Uang, sebagai semangat ekonomi sirkuler dalam pengelolaan sampah. Untuk layanan pengangkutan, pemerintah daerah juga menyediakan aplikasi digital Salinmas JekNyong, yang memfasilitasi layanan jemput dan pembelian sampah terpilah langsung dari masyarakat.
Setelah dari TPST Kedungrandu, rombongan melanjutkan kunjungan ke TPA BLE Banyumas. TPA BLE singkatan dari Tempat Pemprosesan Akhir Berbasis Lingkungan dan Edukasi. TPA ini terletak di Desa Wlahar, Kecamatan Kalibagor, Kabuoaten Banyumas. Di lokasi ini, peserta diajak menyaksikan secara langsung proses budidaya maggot sebagai salah satu bentuk pengelolaan sampah organik, serta proses pembuatan paving block dan genteng dari bahan baku sampah plastik. Inovasi tersebut menunjukkan bagaimana pendekatan ramah lingkungan dapat dikombinasikan dengan pemberdayaan ekonomi lokal melalui pemanfaatan limbah rumah tangga. Sampah dikirim dari KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) wilayah banyumas disortir menjadi beberapa bagian yaitu sampah organik untuk dijadikan maggot, sampah refused derived fuel (RDF) untuk bahan bakar, serta residu yang dibakar. Sedangkan sampah plastik yang dipilah digunakan sebagai bahan baku pembuatan paving blok dan biji plastik.
Selain kunjungan akademik, peserta juga melaksanakan refleksi dan rekreasi bersama di Pantai Jetis, Cilacap. Kegiatan ini menjadi sarana memperkuat kebersamaan antara dosen, mahasiswa, dan kelompok dampingan, serta memperluas wawasan tentang keterkaitan antara kesejahteraan sosial, lingkungan hidup, dan pemberdayaan komunitas.