HMPS IKS Bersama LDKS Bahas Kesenjangan Sosial dan Hak Pekerja dalam Gerakan 17+8

Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial (HMPS IKS) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bekerja sama dengan Lingkar Diskusi Kesejahteraan Sosial (LDKS) menyelenggarakan Diskusi Kolaborasi Terkait Isu Terkini (DISKOTIK) pada Jumat, 26 September 2025, bertempat di Sekretariat Serbuk.

Kegiatan ini mengangkat tema “Kesenjangan Sosial dan Hak Pekerja dalam Gerakan 17+8” dengan menghadirkan dua narasumber, yaitu Rifki Almunawar (alumni IKS 2021) dan Donny Pradana WR (Tim Organizer SERBUK), serta dimoderatori oleh Wahab Amrullah.

Dalam pemaparannya, narasumber menyoroti berbagai persoalan ketenagakerjaan, mulai dari kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan, fenomena perkariat (pekerja dengan kondisi kerja rentan dan tidak stabil), hingga persoalan PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu) yang belum sepenuhnya berjalan sesuai aturan. Data BPS yang dipaparkan menunjukkan masih adanya ketimpangan upah, dengan rata-rata buruh laki-laki memperoleh Rp3,3 juta, sedangkan buruh perempuan berada di kisaran Rp2,5–3 juta.

Selain itu, dibahas pula tantangan serikat pekerja dalam menghadapi kebijakan negara yang memicu PHK massal, terbatasnya lapangan kerja baru, serta maraknya sistem outsourcing. Para narasumber menekankan pentingnya peran pekerja sosial dalam mendorong advokasi dan perubahan kebijakan yang lebih berpihak kepada buruh, di antaranya melalui pendidikan, advokasi, penguatan serikat pekerja, hingga dialog berkelanjutan dengan pemerintah.

Diskusi juga menyinggung situasi sosial terkini, termasuk kasus keracunan massal di Sleman yang menimpa ribuan anak. Hal ini disebut sebagai gambaran nyata kondisi sosial yang masih membutuhkan perhatian serius.

Pada sesi tanya jawab, peserta menunjukkan antusiasme tinggi. Pertanyaan yang muncul antara lain mengenai bentuk gerakan sosial di luar demonstrasi dan perbandingannya dengan gerakan tahun 1998. Narasumber menegaskan bahwa gerakan sosial saat ini lebih variatif, tidak hanya berupa aksi turun ke jalan, tetapi juga dapat melalui jalur politik, advokasi kebijakan, maupun pendidikan publik.

Acara ditutup dengan sesi foto bersama. Melalui forum ini, HMPS IKS dan LDKS berharap dapat memperluas pemahaman mahasiswa mengenai isu-isu ketenagakerjaan dan kesenjangan sosial, sekaligus memperkuat kontribusi akademisi muda dalam mendorong terciptanya keadilan sosial bagi seluruh pekerja.

Liputan Terpopuler