HMPS IKS Gelar Forum DISKOTIK Bahas Relasi Kuasa dan Kekerasan Seksual

Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial (HMPS IKS) melalui Divisi Intelektual menggelar forum diskusi bertajuk DISKOTIK (Diskusi Kolaborasi Terkait Isu Terkini), dengan tema “Menelisik Konstelasi Kuasa dan Keterancaman pada Kekerasan Seksual: Menggugah Kesadaran dan Esensi Problematika.” Acara ini berlangsung di Student Center Lt.3 Timur UIN Sunan Kalijaga.

Diskusi yang terbuka untuk seluruh mahasiswa ini bertujuan untuk membangun pemahaman kritis terkait isu kekerasan seksual, terutama dalam kaitannya dengan relasi kuasa dan kerentanan sosial. Kegiatan dimulai pukul 16.00 WIB dan menghadirkan Nur Azila, seorang pegiat gender, sebagai narasumber, dengan Wahab Amrulloh bertindak sebagai moderator.

Dalam pengantarnya, Wahab menekankan bahwa Indonesia tengah berada dalam kondisi darurat kekerasan seksual. "Kasus kekerasan seksual tak hanya menimpa anak-anak, tetapi juga kalangan akademisi, termasuk mahasiswa," ungkapnya. Ia juga menyoroti maraknya pemberitaan media dalam beberapa minggu terakhir mengenai kasus-kasus yang melibatkan pelaku dari berbagai latar belakang, mulai dari individu berkuasa hingga masyarakat biasa.

Sebagai narasumber, Nur Azila menjelaskan bahwa kekerasan seksual merupakan bentuk serangan yang tidak semata soal seksualitas, tetapi menyangkut ketimpangan kuasa. “Perkosaan kerap terjadi bersamaan dengan kejahatan lain seperti pencurian atau pembunuhan. Kekerasan seksual adalah soal kekuasaan,” tegasnya.

Ia juga menguraikan prinsip-prinsip penting dalam mendampingi penyintas, termasuk menjadikan kesehatan dan keselamatan sebagai prioritas utama, serta memahami bahwa proses pemulihan berbeda bagi setiap orang. Dalam paparannya, Azila mengajak peserta untuk mengambil peran aktif: “Berani menegur pelaku, mengamankan korban, dan menanyakan kebutuhannya adalah langkah awal yang bisa dilakukan.”

Tak hanya itu, diskusi juga membahas hak-hak korban, pentingnya perspektif interseksional dalam memahami kerentanan, serta strategi menciptakan ruang aman bagi penyintas.

Sesi dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang menunjukkan antusiasme peserta dalam menggali lebih dalam isu-isu seputar kekerasan seksual. Acara diakhiri dengan penutupan dan sesi foto bersama.

Forum ini menjadi ruang edukatif bagi mahasiswa untuk memperkuat kesadaran, membangun empati, serta mendorong aksi nyata dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman dan bebas dari kekerasan seksual.

Sumber:https://sites.google.com/view/hmpsiksuinsuka/events/diskotik-2025?authuser=0

Liputan Terpopuler